Di Jerman Pelayanan Kaca Mata Anak GratisSaco-Indonesia.com.-Haduhhh, kacamata saya jatuh dan
retak! Kata mbak Nen, Mama kacamatanya kok ada kelap-kelipnya (haaa itu retakkkkk, Nak!
”).
Mencari di Jerman susah karena
memang hidung orang Jerman tidak sama dengan hidung saya. Modelnya juga Europe minded. Saya
pengen yang mata kucing, panjang almond. Hiks, nasib.
Oh. Saya baru memakai kacamata pada umur 30 tahun, itupun serasa tersiksa.
Kok ada yang
nyantol. Meski hanya minus 1 dan minus 0,5, ini harus dipakai saat berkendara.
Blereng … jarak jauh terasa kabur kalau kacamata ketinggalan.
Huh. Saya memang malas memakainya sehari-hari karena seperti ada yang mengganjal
disudut mata dekat hidung. Ingin pakai lensa mata, takut. Banyak cerita yang tidak mengerikan
terdengar di telinga saya.
Saya imbangi dengan memakan wortel
mentah sebanyak-banyaknya. Yaaaa … jadi merasa seperti kelinci. Untung gang rumah kami
tidak sempit. Bukan gang kelinci atau gang senggol.
Yaiy. Orang kedua yang memakai kacamata di rumah kami adalah anak sulung. Setelah saya
periksakan di Augen Zentrum, pusat pemeriksaan mata di RS kota Tuttlingen (dengan
rekomendasi dokter umum kampung kami), ditemukan bahwa ia plus 2. Walahhhh … kok sama
dengan Eyang kakung di Semarang? Tapinya si kakek tahun ini telah menginjak umur 74 tahun. Dia
waktu itu baru berumur 10 tahun ….
Akhirnya
oleh dokter diberikan resep kacamata. Setelahnya, kami menuju toko optik di alun-alun kota.
Disana berjajar beberapa toko yang menjual barang yang sama. Kami memilih salah satu rekomendasi
suami, F.
Begitu memasuki ruangan, kami disambut dengan senyuman
dan ucapan halus, “Was kann ich für Sie tun?“ (ingat
kisah cara kakek Jerman membahagiakan nenek …). Artinya, ada yang bisa saya bantu?
Saya jelaskan maksud kedatangan kami dan memberikan resep. Si
anak disuruh memilih bingkai kacamata mana yang ia sukai. Ia memilih yang berwarna kuning
cleret hitam dari yang diperlihatkan di etalase nul tariff. Setelah dicoba, pas, si
embak memberikan kertas pengambilan.
Kacamata gratis untuk anak Jerman dibawah umur 18
Disana tertera … NUL TARIFF alias GRATIS!
Wow, saya tanyakan lagi apakah benar seperti itu. Sekali lagi, si embak
yang cantik tersenyum dan mengatakan memang ketentuan di Jerman seperti itu. Anak dibawah umur
18 tahun gratis. Bingkainya memang khusus, kalau permintaan khusus bermerk, lain
soal.
Seminggu kemudian, kami
mengambilnya. Anak kami mencobanya. Si embak lagi-lagi tersenyum ramaaaah sekali. Oooo …
ini image bagus toko optik F, ya? Makanya kondang.
Setelah beberapa menit mencoba dan mematut diri di depan cermin, si embak membenahi bingkai
agar pas melekat ditelinga.
Selesai.
Si embak menanyakan apakah mau dimasukkan etui tempat
kacamata hadiah dari toko, atau dipakai saja. Si anak mengangguk dan mengambil kotak yang
diberikan si embak.
Kata dokter yang
memeriksanya, ini akan diuji selama 9 bulan, periksa lagi apakah masih sama atau berubah dan
mengganti kacamata dengan yang baru atau tidak. Sekian lama, untung tidak tambah, malah lebih
baik kondisi matanya.
***
Wah, asyik ya? Jika asuransi yang dipilih orang di Indonesia
bisa meng-cover semua bea kesehatan untuk anak-anak dibawah umur 18 tahun. Saya tidak
tahu apakah di tanah air juga demikian untuk kacamata anak-anak …. Kompasianer di tanah
air pasti lebih tahu.
Meski nul
tariff, saya sarankan anak-anak yang perempuan untuk mencintai matanya dengan membaca di
tempat yang terang, banyak makan wortel (saya iris kecil-keciiiiiiiiiiil dalam lumpia atau sup
yang dimakan), jus jeruk campur wortel (instan) dan makanan-minuman-buah-sayur yang mengandung
vitamin A lainnya. Namanya anak-anak … susah dari awalnya, semoga terbiasa. Mari jaga
mata kita. (G76)
Editor;Liwon
Maulana
Sumber:http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/06/11/pelayanan-kaca-mata-
anak-gratis-563978.html Distibutor Kunci Pintu original |